Foto: FIFGroup
JAKARTA – FIFGroup menjalani masa pandemi covid-19 dengan berbekal pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Seperti diketahui bahwa pandemi covid-19 membuat banyak lini bisnis terjerembab. Tidak terkecuali sektor pembiayaan otomotif seperti FIFGroup. Namun dengan memiliki pengalaman pada krisis sebelumnya, anak perusahaan grup Astra tersebut merasa cukup puas.
Dikatakan bahwa sebelumnya FIFGroup sebelumnya telah merasakan pahitnya krisis moneter pada 1998. Lalu jauh sebelumnya perusahaan pembiayaan ini juga telah merasakan getirnya krisis Malari pada 15 Januari 1974.
“FIFGroup melalui semua krisis dengan tetap mengutamakan konsumen kami. Sebagai contoh kerusuhan Malari, banyak kendaraan Astra yang dibakar oleh para demonstran. Saat itu pendiri Astra yakni William Soeryadjaja menugaskan pak Budi untuk mendata kendaraan yang rusak untuk diganti,” ucap Yulian Warman, Chief Corporate Communication & CSR FIFGroup beberapa waktu lalu.
Menurutnya dalam menyikapi wabah pandemi ini, FIFGroup harusnya lebih tenang karena mendapat jaminan dari Pemerintah. Melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan), FIFGroup benar-benar menjalankan yang disarankan oleh Pemerintah.
“Kita diminta OJK untuk memberikan relaksasi yang aturannya sudah ditetapkan. Tidak ada yang ditutup-tutupi dan semua dilakukan seara gratis. Sempat beredar kabar jika relaksasi ini tidak gratis, namun kita pastikan seluruh program ini tanpa biaya,” jelasnya kemudian.
Meskipun merasa lega karena dijamin Pemerintah, namun proses relaksasi yang diberkan kepada konsumen bukan tanpa masalah. Terdapat beberapa keluhan di daerah, meskipun hingga saat ini masalah terebut sudah tersolusikan.
“Ada satu dua letupan kecil, seperti kejadian di Lombok di mana ada seorang petinggi LSM yang tidak puas. Namun setelah didiskusikan, ada jalan keluarnya. Jadi intinya di usia ke-31 tahun, FIFGroup tetap yakin bisa melalui masa sulit ini,” tutupnya. [Dew/Idr]
Whatsapp 
Komentar