Bikin Boncos, Asuransi Moge Tak Dilirik Adira Insurance Share this
Berita Motor
Mode baca

Bikin Boncos, Asuransi Moge Tak Dilirik Adira Insurance

Insan Akbar
oleh Insan Akbar
pada 23 August 2019

Foto: motor-motor besar (moge) berbagai merek sedang dipamerkan di sebuah mal di Jakarta Selatan.

JAKARTA - Adira Insurance tak ingin membesarkan produk asuransi Moge (motor gede/motor besar) mereka. Soalnya, dengan segala kondisi yang ada sekarang, uang premi bisa habis untuk membayar klaim.

Wayan Pariama, Chief Marketing Officer Adira Insurance, mengatakan bahwa pihaknya mempunyai produk perlindungan sepeda motor dan moge. Namun, produk asuransi moge sengaja tidak menjualnya secara massal.

“Appettite kami untuk asuransi moge itu by request. Kami tidak dorong,” ucap dia dalam wawancara pada awal pekan ini di Jakarta.

Ini, menurutnya, karena jumlah pengguna moge di Indonesia masih relatif sedikit. Jumlah nasabah pun tak terlalu banyak.

“Sekarang ini di pasar nilai preminya sekitar 3,5 persen (dari harga moge). Enggak banyak yang main (asuransi moge) di sini karena jumlahnya sedikit. Giliran kami tawarkan ke komunitas-komunitas, paling-paling hanya 200 orang yang apply,” tandas dia.

Lebih lanjut, batasan premi dari regulator yang perusahaan asuransi bisa kenakan ke nasabah tidak sebanding dengan nilai suku cadang maupun komponen saat terjadi klaim. Adapun premi untuk moge adalah 3,5 persen dari banderolnya.

“Misalnya moge yang banyak krom atau banyak panel. Kalau jatuh, kan, pasti pemilik minta ganti semuanya. Ganti ini-itu. Kemudian ganti knalpotnya. Misalnya knalpotnya Screaming Eagle. Setelah ganti sana-sini, tahu-tahu sudah Rp 40 - 50 juta saja. Kemudian lagi misalnya moge yang pakai fairing. Jatuh. Ganti tangki Rp 25 juta. Ganti fairing atas Rp 6 juta, fairing bawah Rp 8 juta,” papar Wayan.

Risiko jatuhnya pun ia nilai cukup besar pula. Walaupun membawa moge membutuhkan kemampuan yang cukup piawai, Wayan mengatakan cukup banyak pemilik moge baru yang langsung membeli model dengan kapasitas mesin plus tenaga kuda besar.

“Setahun yang klaim 10 orang saja, habis duitnya,” tegas dia.

Bisnis utama Adira Finance masih berasal dari asuransi kendaraan bermotor. Porsinya, jika dibandingkan dengan asuransi non-sepeda motor, mencapai 60 persen.

Premi terbanyak masih berasal dari asuransi mobil karena kurangnya kesadaran konsumen sepeda motor di Tanah Air untuk berasuransi. [Xan/Ari]


Komentar