JAKARTA - Bagi saya, restoran adalah tempat untuk membunuh waktu bersama keluarga, kerabat dan rekan bisnis sembari menikmati menu makanan dan minuman. Restoran terbaik akan memberikan kesan nyaman bagi siapapun penikmat kuliner.
Kategori itu mungkin cukup langka di padatnya Ibukota Jakarta yang menawarkan ratusan bahkan ribuan restoran. Umumnya, restoran sekedar berjualan menu makan dan minum
tanpa memikirkan hati pengunjung.
Junior John Rorimpandey, akrab dipanggil Chef Juna tergerak hatinya untuk membuat sebuah restoran Correlate di Menara Rajawali, Kuningan, Jakarta.
Correlate menawarkan desain interior dua tematis, musim gugur dan musim semi yang berdampingan. Itu berdasarkan imajinasi sang chef guna menyajikan suasana autumn di Prancis dan nuansa semi bunga sakura di Jepang.
Suasana ruangan musim autumn didesain agak gelap. Dan suasana ruangan musim semi lebih terang dengan desain meja-meja tersusun rapih. Otospirit.com lebih suka menikmati suasana musim gugur karena jauh dari hiruk pikuk dapur tempat memproduksi makanan.
"Hanya orang yang punya dysfunctional mind
yang mau bekerja di kitchen."
Sebagai pemilik restoran, Chef Juna turun tangan untuk urusan dapur. Pria asal Manado, Sulawesi Utara itu memegang prinsip kepuasan pelanggan adalah tanggung jawabnya.
Wajar segala urusan dapur tak Ia serahkan semua pada karyawan.
Di bawah arahan Chef Juna, restoran Correlate mengambil tema eclectic cuisine dalam arti menu makanan yang disajikan tidak ada batasan atau peraturan khusus. Restoran
ini memasak semua bahan makanan yang siap menggoyang lidah pelanggan. Sedangkan minuman disajikan lebih fleksibel sesuai keinginan pelanggan, mau minuman beralkohol
atau soft drink.
"Menu di sini bebas, jadi ada bahan baru. Misal saat itu ada asparagus putih, ya kita sajikan. Awalya mau pakai menu tetap yang tidak selalu tergantung bahan. Tapi
tidak menarik. Namun, menu andalan kami biasa menyajikan masakan Prancis yang diagungkan dan kedua adalah Jepang yang disukai "orang bule" dan Asia," ucap penggemar motor gede Harley-Davidson ini.
Restoran yang dibuka pada Oktober 2016 itu juga tak jarang menyajikan menu yang belum umum dikombinasikan, tapi tetap menimbulkan rasa unik di lidah. Menu itu muncul
pada tanggal-tanggal yang ada hubungannya memperingati hari makanan nasional. Contoh Hari Nelayan Nasional di Indonesi dirayakan setiap 6 April.
"Saat itu kami menggunakan bahan lokal. Kami membuat tree set course menu: appetizer, main course, dessert. Masaknya kelas bintang lima, tetepi bahannya lokal. Saya
pakai tuna dari perairan Maluku, udang dari Selawesi. Lalu kepiting dari perairan Jawa Timur. Dan ikan mahi-mahi dari perairan Bali," ucap Chef.
Menurutnya, dengan menyajikan menu-menu tersebut menimbulkan keunikan tersendiri dari Correlate dan profesionalitas sang chef dan menjadi kepuasan tersendiri chef
profesional dalam negeri.
Selama berkarir sebagai "jagoan dapur", Chef Juna memegang prinsip memuaskan pelanggan dengan hidangan berkualitas. Namun, semua itu tak akan mungkin terjadi jika sebuah tim dapur tidak bekerja seirama.
"Berhasil membuat pelanggan puas justru itu satu-satunya kepuasan chef. Capek bekerja enggak terasa, melihat tamu senang itu artinya kami kompeten dengan apa yang kami sajikan," tukas chef yang pernah menjajaki kedua kakinya di Gunung Himalaya.
Soal harga memang tidak bisa dibilang murah, tapi juga tidak mahal. Tetapi jika ada menu favorit, sebaiknya jangan "tutup pintu". Cicipi menu lain yang ada di restoran
Correlate. "Kami bukan lebih baik tapi kami berbeda," tutup Chef Juna. [Ikh]
Komentar