Oli Berkelir Hitam Pertanda sudah Rusak, Mitos atau Fakta Share this
Berita Motor
Mode baca

Oli Berkelir Hitam Pertanda sudah Rusak, Mitos atau Fakta

Denny Basudewa
pada 27 April 2021

Foto: oli motor

JAKARTA – Oli mesin yang berkelir hitam kerap dianggap telah rusak dan harus di ganti, ternyata pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar.

Pelumas atau oli mesin pada kendaraan khususnya sepeda motor memiliki peran yang cukup penting. Selain untuk melumasi, pada kendaraan modern diharapkan oli mampu memberikan suara yang lebih halus.

Oli mesin direkomendasikan oleh pabrikan motor dilakukan setiap dua ribu kilometer atau satu bulan pemakaian (mana yang tercapai terlebih dahulu). Seiring dengan semakin banyaknya populasi kendaraan yang berimbas pada padatnya jalan raya, oli juga dituntut untuk bisa memiliki kemampuan lebih.

Dengan kondisi jalan yang lebih padat, oli harus memiliki daya tahan lebih baik. Tidak hanya dalam meredam hawa panas dalam ruang bakar, juga harus bisa memberikan perlindungan dalam waktu lebih lama.

Pemahaman tentang oli di masyarakat saat ini adalah oli yang telah berubah warna menjadi hitam, artinya sudah rusak alias tidak bisa dipakai lagi. Sehingga konsumen perlu melakukan penggantian oli saat wujudnya sudah berbeda dari saat pembelian terutama warna.

“Sebenarnya ada tiga kondisi yang bisa merusak oli seperti jarak, panas dan air. Selain dari tiga faktor tersebut, maka oli masih bisa berfungsi dengan baik. Oli yang sudah hitam tidak bisa serta merta dibilang sudah tidak layak pakai, karena membutuhkan pengujian di lab. Ada yang warnanya sudah hitam ternyata setelah cek lab, masih berfungsi dengan baik,” ucap Bagus Ardian, Merchandising Big Engine Motorcycle Manager Planet Ban, dalam kesempatan press conference virtual (27/04).

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui oli yang masih layak pakai atau tidak. Karena melalui tampilan dikatakan tidak terlalu akurat dalam menilai masa pakai pelumas.

“untuk menguji oli yang sudah harus diganti atau tidak bisa menggunakan dua jari yakni jempol dan telunjuk. Namun hal ini harus dilakukan oleh orang yang telah memiliki jam terbang tinggi. Melalui dua jari tersebut, akan terlihat oli masih bisa digunakan atau tidak,” jelasnya kemudian.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa penggunaan oli yang masih mengandalkan produk pabrikan, maka sebaiknya mengikuti anjuran dari buku panduan. Namun jika telah melakukan penggantian dengan merek lain, perawatannya mengacu pada anjuran produsen oli.

Oli X-Ten

Planet Ban melalui divisi pengembangannya memperkenalkan X-Ten untuk kendaraan roda dua atau motor. Oli X-Ten ini diklaim merupakan produk pelumas pertama di dunia yang menggunakan teknologi double ester.
Oli X-Ten

Sekadar informasi, ester sendiri merupakan cairan kimia yang dibuat menyerupai oli. Kandungan kimia pada ester diklaim tidak terlalu kompleks sehingga lebih cepat menyatu dengan komponen mesin.

Oli X-Ten sendiri dikatakan mampu menempuh jarak lebih jauh yakni mencapai 6.000 kilometer. Pelumas karya anak bangsa ini disebut-sebut telah melalui serangkaian tes.

Pelumas ini dikembangkan selain memiliki jarak tempuh lebih jauh, juga memiliki daya oksidasi yang lebih stabil. Dengan segala keunggulan tersebut, oli X-Ten membuat penggunaan lebih efisien.

“Oli yang standar SNI memiliki tingkat penguapan sebesar 15 persen setelah pemakaian 3.000 km. Produk kami memiliki penguapan mencapai 7 persen, sehingga lebih baik dari standar yang ditetapkan,” tutur Bagus kemudian.

Impresi

Saat diberikan kesempatan untuk mencoba oli X-Ten, Yamaha Nmax buatan tahun 2016 terasa lebih baik akselerasinya. Suara mesin terdengar lebih kering dan setiap putaran tetap terisi tenaganya.
X-Ten Double Ester

Adapun sebelum melakukan pengetesan, pihak Planet Ban melakukan teknik flushing dengan oli sebelumnya. Sehingga oli X-Ten bisa terasa benar performanya.

Oli X-Ten 10W-40 untuk Yamaha Nmax (900 ml) dipasarkan dengan harga Rp 125 ribu di seluruh gerai Planet Ban. Adapun gerai Planet Ban saat ini telah tersebar lebih dari 400 outlet diberbagai daerah di Tanah Air. [Dew]


Komentar