Tokoh Balap Indonesia Beri Saran Presiden Soal MotoGP Share this
MotoGP
Mode baca

Tokoh Balap Indonesia Beri Saran Presiden Soal MotoGP

Ary Dwinoviansyah
oleh Ary Dwinoviansyah
pada 12 March 2019

JAKARTA - Tokoh otomotif dan balap Tanah Air, Indradjit Sardjono mempertanyakan kesiapan infrastrutur Indonesia menggelar MotoGP 2021 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Sejatinya, kesepakatan antara Dorna Sports dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk menyelenggarakan lagi balapan Grand Prix (GP) di Indonesia menjadi berita bagus. Apalagi, pihak pemerintah melalui Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia turut meyakinkan Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin (11/3). 

Kali itu, Jokowi menyatakan optimis Mandalika bisa menjadi tuan rumah GP. Ditambah lagi pihak pemerintah juga siap berinvestasi di sana.

Hal itu pun langsung menuai komentar dari Indradjit. Pada surat terbuka yang ditulis melalui lama Facebook pribadinya, mantan Ketua Departmen Olah Raga dan Tehknik IMI (Ikatan Motor Indonesia) periode 1992-1998 itu melontarkan masukan sebagai berikut: 

Pertama adalah mengenai komentarnya mengenai kapasitas bandara Zainuddin Abdul Madjid. Menurut Indradjit, pesawat-pesawat yang bisa mendarat di sana masih terbatas. Sementara orang yang akan datang dalam waktu bersamaan bisa mencapai 800-900 orang. 

"Setiap tim di MotoGP, Moto2 dan Moto3 itu mengirimkan 2 motor sehingga total ada 90 motor. Masing-masing motor terdiri dari sekitar 10 mekanik dari keseluruhan ada 45 tim. Belum termasuk pembalap, manajer tim beserta jajarannya serta tim dari Dorna Sports," kata Indradjit. 

Namun, berdasarkan pantauan Otospirit.com, bandara di Lombok ini sudah mampu mendaratkan pesawat jenis berukuran besar seperti Airbus A330 dengan kapasitas penumpang 335 orang dan Boeing 767 sebanyak 375 penumpang. Dan, pastinya layak untuk pesawat lebih kecil seperti Boeing 737 atau Airbus A320. Sedangkan, daya tampung alias parkirannya mencapai 10 pesawat. 

Kedua mengenai masalah safety dalam hal ini fasilitas rumah sakit. Indradjit yang pernah menjabat Direktur FIM World Championship Superbike di Roma (1992-1994) ini mengatakan federasi balap tertinggi di dunia itu sangat ketat perihal tersebut. Ini wajar lantaran balapan ini memang beresiko tinggi, makanya dibutuhkan sarana yang mumpuni. 

Pihak ITDC sendiri mengklaim nantinya akan ada rumah sakit internasional di area sirkuit Mandalika. Kabarnya, akan ada dua rumah sakit dengan fasilitas trauma healing dan helipad sebagai salah satu syarat dibangunnya sirkuit GP. Tapi, mereka sendiri belum mendapatkan investor untuk membangunnya di kawasan tersebut. 

Selanjutnya, Indradjit mengatakan sumber daya manusia yang akan diikutsertakan pada penyelenggaraan GP juga harus sudah dipersiapkan dari jauh hari. Ini juga berhubungan dengan IMI yang menurutnya punya peran cukup penting. 

"IMI sebaiknya dilibatkan dari awal sehingga bisa berkomunikasi secara intens dengan FIM mengenai standar sirkuit, safety seperti mempersiapkan SDM seperti marshal dan lain-lain," sahut Indradjit. 

Di luar surat tersebut, Indradjit juga mempertanyakan kesiapan infrastruktur untuk menyambut kebutuhan logistik ke-45 tim tadi. Menurutnya, masing-masing tim tadi memasok barang-barang termasuk motor di kontainer berukuran 20 feet. 

"Kontainer itu nantinya akan masuk dari pelabuhan mana? Ini juga terkait dengan jadwal balapannya. Apakah GP Indonesia di Mandalika ini akan masuk setelah GP Australia, Malaysia atau Thailand? Karena berhubungan juga dengan waktu pengiriman," terang Indradjit. 

Di Lombok sendiri saat ini ada 5 pelabuhan yaitu Pelabuhan Lembar, Pelabuhan ASDP Kayangan, Kantor Unit Penyelenggara Kelas III Labuhan, Pelabuhan Kabupaten Lombok Timur Labuhan Haji, Pelabuhan Kapupaten Lombok Timur Tanjung Luar dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemenang. 

Faktor yang tak kalah penting lagi yakni Lombok merupakan kawasan rawan bencana alam. Pada 2018 lalu, wilayah ini mengalami gempa bumi sebanyak 2 kali yang berpusat dari sekitaran Gunung Rinjani. Semoga hal ini juga menjadi perhatian pihak IDTC maupun pemerintah karena berkaitan pula dengan keselamatan khalayak di ketika ratusan ribu orang berbondong menyambangi Mandalika di kemudian hari.

"Sampai hari ini, saya tidak tahu siapa yang memberi masukan kepada Presiden akan hal ini (penyelenggaraan MotoGP di Mandalika). Ambisi boleh saja, tapi harus dirancang dengan sangat baik," tutup Indradjit. [Ary/Ari]  


Komentar