Pasar Oli Di Indonesia Masih Didominasi Produk Impor Share this
Workshop
Mode baca

Pasar Oli Di Indonesia Masih Didominasi Produk Impor

Ahmad  Richad
pada 19 December 2019

Foto: Takwan Fuadi Samad Direksi BLI, Muhammad Khayam Dirjen Industri, Fithra Faisal Pengamat Ekonomi, Munawar Chalil Moderator

JAKARTA — Saat ini pasar pelumas atau oli di Indonesia masih didominasi produk impor. Karena produk-produk lokal hanya memiliki kapasitas produksi di bawah satu juta liter/tahun, sedangkan permintaan lebih dari dua juta liter per tahun.

Pengimpor terbesar produk pelumas termasuk grease atau gemuk di Indonesia berasal dari Negara Singapura dan Jepang.

Fithra Faisal Hastiadi, Pengamat Ekonomi dan juga Direktur Eksekutif Next Policy mengatakan, produk lokal harus tampil. Bahkan, tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tapi juga ekspor, sehingga defisit neraca perdagangan Indonesia lebih baik bahkan surplus. 

“Terkait peredaran produk pelumas impor di Indonesia konsumen harus dilindungi dengan adanya regulasi teknis. Salah satunya Standar Nasional Indonesia (SNI), Ini diperlukan untuk melindungi konsumen otomotif dan non-otomotif,” tambah Fithra.

Tidak hanya itu Fithra juga menyinggung kenapa ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh lima persen. Dia mengatakan sebenarnya ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 persen, tapi gagal di tahun-tahun terakhir karena strategi yang ditempuh tidak mampu menggenjot ekspor.

"Ekonomi Indonesia itu bisa tumbuh 6-7 persen asalkan ekspornya tumbuh sekitar 8-9 persen per tahun. Saya juga mengingatkan bahwa periode bonus demografi Indonesia itu akan berakhir di 2030. Maka dari itu ekspor harus digenjot. Jika mau neraca perdagangan surplus," ujarnya, dalam diskusi Dukung Pembatasan Impor, Balmerol Siap Tingkatkan Kapasitas Produksi di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Fithra juga menjelaskan, untuk masalah ekonomi ini dia melihat sentimen warganet cenderung netral. Tapi tetap ada sentimen negatifnya antara lain perlambatan ekonomi, dan impor ugal-ugalan.[Ric/Idr]
 


Komentar