Regulasi Balap Ketahanan Yamaha Sempat Tuai Protes Share this
Balap Lain
Mode baca

Regulasi Balap Ketahanan Yamaha Sempat Tuai Protes

Ary Dwinoviansyah
oleh Ary Dwinoviansyah
pada 29 September 2018

BOGOR - Penetapan regulasi Yamaha Endurance Festival 2018 sempat mendapatkan protes dari para peserta, khususnya para pembalap profesional.

Yamaha Indonesia menghadirkan nuansa baru untuk balapan Tanah Air melalui balap ketahanan bertajuk Yamaha Endurace Festival 2018. Balapan ini menggunakan format 1 jam dan 2 jam untuk 3 kelas (Open Class 250 cc, kemudian Community 250 cc dan Community 150 cc).

Namun, regulasi yang diajukan penyelenggara balap sempat ditolak para peserta. Salah satunya adalah mengenai tata cara start berkonsep Le-Mans style.

"Kemarin saat briefing sempat ada protes soal regulasi. Tadinya ketika start motor dalam kondisi menyala. Maksudnya, pembalap yang sampai di motor lebih dulu bisa langsung gas. Tapi, itu tidak safety karena khawatir perseneling tersentuh jika pembalap belum siap," buka Eric Saputra, pembalap Cargloss Racetech RRS Team.

Eric mendampingi satu-satunya pembalap wanita, Dilla S.A di Open Class 250 cc.

Alhasil, aturannya diubah di mana pada start motor harus engine-off. Ia juga mengatakan aturan soal pembalap harus masuk pit stop di lap 10 juga dirasa kurang tepat. Ditambah lagi pembalap juga diwajibkan berada di pit stop selama 2,5 menit.

"Jadi, akan percuma kalau mekanik melakukan pekerjaan dengan cepat karena harus menunggu sampai waktu itu habis. Padahal, kalau mengisi bensin cuma butuh paling lama 30 detik untuk sekali pengisian BBM 7 liter," tambah Eric saat ditemui sebelum menjalani latihan bebas kelas Open Class 250 cc, Sabtu (29/9).

Hal serupa juga diamini Wahyu Aji Trilaksana yang juga turun di balap ketahanan 2 jam Open Class 250 cc. Menurutnya, kewajiban itu sedikit mengurangi esensi dari balap ketahanan.

"Balap ketahanan itu kan kerja tim antar pembalap dan juga mekanik. Jadi, bagaimana kita bisa bekerjasama dengan cepat saat melakukan pergantian pembalap atau bensin ketika pit stop," ujar Wahyu.

Wahyu Aji dan Fabrianus Balank.

Pembalap Asia Road Racing Championship (ARRC) yang kali ini bermitra dengan Fabrianus Balank ini mengatakan tidak perlu buru-buru saat pit stop karena penghitungan balap berdasarkan jumlah lap terbanyak.

"Tapi tentang di lap 10 harus ganti rider, menurut saya itu bagus dari sisi safety. Mulai dari mengetahui kondisi ban, motor dan fisik. Tapi, ini kan baru pertama dan di dalamnya juga ada pembalap komunitas. Pastinya nanti (balapan berikutnya) akan ada penyesuaian mengenai regulasi lebih baik lagi," tutup Wahyu yang baru pertama kali ikut balap ketahanan. [Ary/Ari]


Komentar