Adira Insurance: Fatigue Ancam Keselamatan Pengendara Share this
Tips
Mode baca

Adira Insurance: Fatigue Ancam Keselamatan Pengendara

Denny Basudewa
pada 01 September 2018

Foto: Satmori with Adira Insurance

JAKARTA – Adira Insurance kembali menebar virus keselamatan berkendara dengan menggelar Satmori (Saturday Morning Ride).

Dikemas dengan bentuk safety riding bersama para jurnalis otomotif nasional, gelaran tersebut diharapkan mampu memberikan contoh positif bagi masyarakat. Para peserta juga diharapkan menjadi role model keselamatan di jalan.

“Satmori ini dikemas dengan pelatihan safety riding, kami berharap para peserta mampu menjadi agen keselamatan berkendara untuk dirinya, keluarganya hingga masyarakat sekitar,” ucap Wayan Pariama, Chief Marketing Officer Adira Insurance di Jakarta (01/09/2018).

Lebih menariknya, kegiatan tersebut dibarengi dengan sesi pelatihan yang dibawakan oleh Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) & Praktisi Road Safety. Trainer profesional yang telah malang melintang di dunia road safety, memberikan materi terkait upaya-upaya preventif untuk pengendara motor dari kecelakaan.

“Profesi wartawan sangat membutuhkan mobilitas tinggi. Oleh sebab itu kami ingin berbagi pengalaman terkait faktor-faktor yang mampu menyebabkan kecelakaan. Sehingga para wartawan bisa berkendara lebih aman dan selamat,” jelas Jusri di kantor pusat Adira Insurance.

Menurutnya gaya hidup wartawan dalam mencari berita, dapat menimbulkan gejala fatigue (lelah). Jumlah waktu tidur yang kerap kurang dari biasanya, bisa menyebabkan kelelahan sehingga mengganggu konsentrasi dalam berkendara.

Tidak hanya teori, tim JDDC juga mempraktikkan cara berkendara dengan benar. Konsep berkendara yang benar dengan berbagai jenis motor, dilakukan agar mampu menekan angka kecelakaan di jalan raya.

Ia mengatakan bahwa di Amerika Serikat, fatigue memberikan 20 persen kontribusi dari kecelakaan di jalan raya. Gejala fatigue sendiri berpotensi menyebabkan pengendara bergerak dengan mata tertutup kurang lebih 14 meter/detiknya.

Selain itu juga bisa menyebabkan kendaraan berada di jalur lawan, menabrak trotoar, menabrak kendaraan lain dari belakang dan adu kambing.

“Kami ingin mengubah mindset pengendara sepedamotor khususnya wartawan, tentang pentingnya menjaga keselamatan selama di jalan. Dengan adanya pelatihan seperti ini, kami rasa sangat penting diberikan kepada para peserta, sehingga mereka dapat berkendara dengan aman untuk pekerjaannya dan kehidupan sehari-hari,” tutup Wayan. [Dew/Ari]


Komentar