Modifikasi Busi Rentan Timbulkan Kerusakan Share this
Tips
Mode baca

Modifikasi Busi Rentan Timbulkan Kerusakan

Denny Basudewa
pada 17 October 2017

Foto: Ragam Busi NGK

JAKARTA – Hati-hati bagi Anda yang suka memodifikasi busi. Sebab langkah tersebut memiliki risiko yang merugikan.

Dalam dunia modifikasi khususnya penggila kecepatan, melakukan ubahan pada beberapa komponen mesin wajib hukumnya. Guna mendapatkan perfoma maksimal segala upaya dilakukan para modifikator.

Tidak dipungkiri dalam memodifikasi bagian mesin kendaraan, busi juga tidak luput dari sasaran ubahan. Namun tidak banyak orang yang tahu risiko memodifikasi peranti mungil tersebut.

Pada umumnya para modifikator melakukan pemotongan elektroda ground pada busi. Ubahan ini diharapkan mempengaruhi kinerja busi dalam menjalankan proses pengapian. Karena teknologi busi sangat dipengaruhi oleh efek quenching, dari bentuk elektroda dan fitur yang tersematkan. Pada dasarnya bentuk elektroda busi sangat beragam sesuai dengan kebutuhannya.

Umumnya, para modifikator melakukan ubahan pada bentuk busi yang bertujuan untuk meredam efek quenching. Di mana inti api diharapkan tidak cepat padam saat proses pengapian. Bentuk elektoda busi dianggap dapat menghalangi pertumbuhan inti api.

Kemudian modifikator melakukan pemotongan untuk mempercepat proses penyebaran api. Dalam prosesnya, elektroda ground yang dipangkas dan dibuat sejajar dengan elektroda pusat. Percikan api diharapkan bisa lebih bebas karena tidak lagi terhalang elektroda.

Risiko Modifikasi Busi Efek Modifikasi Busi

Dengan kata lain, percikan api dari busi dapat bersentuhan langsung dengan bahan bakar dan udara yang sudah terkompresi tanpa hambatan.

Memang benar tindakan tersebut di atas berpengaruh dalam meningkatkan respon kemampuan mesin. Namun modifikasi jenis ini memiliki kelemahan yakni elektroda yang menerima percikan listrik tidak fokus, serta menyebabkan keausan pada elektoda.

Modifikasi jenis ini juga disinyalir dapat menyebabkan potensi umur pakai busi, menjadi tidak bisa diprediksi kerusakannya. Selain itu busi standar umumnya berbahan nikel, artinya akan lebih cepat aus dibandingkan logam mulia.

Menanggapi kasus ini, Diko Oktaviano selaku Technical Support PT NGK Busi Indonesia memberikan saran penggunaan busi yang tepat. Menurutnya dengan menggunakan busi yang benar maka efek yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan.

“Setiap modifikasi yang dilakukan pada busi standar akan menimbulkan sisi positif dan negatif. Dalam kasus ini busi akan lebih cepat mengalami keausan karena bahan standarnya nikel. Bila ingin mendapatkan efek pengapian yang lebih baik, disarankan konsumen menggunakan busi berbahan logam mulia seperti G-Power atau Iridium IX,” jelas Diko. [Dew/Ikh]


Komentar