Bahaya Laten Jika Salah Pilih Busi Share this
Tips
Mode baca

Bahaya Laten Jika Salah Pilih Busi

Denny Basudewa
pada 14 September 2018

Foto: Busi Iridium

JAKARTA – Penggunaan busi yang salah bisa mengakibatkan pembakaran mesin tidak sempurna, pada akhirnya membuat bahan bakar lebih boros.

Untuk diketahui agar mendapatkan kinerja optimal, mesin harus mendapatkan campuran bahan bakar dan udara yang baik. Selain itu, kompresi dalam ruang bakar dan produksi percikan api dari busi juga harus baik.

Untuk mendapatkan percikan api yang baik, tentunya konsumen harus menggunakan busi berkualitas. Hal ini dikarenakan benda kecil (busi) berfungsi memercikkan bunga api, guna membakar campuran udara/bahan bakar.

Busi yang bagus harus memiliki kemampuan untuk tahan terhadap tegangan tinggi sebesar 20 ribu hingga 30 ribu Volt. Busi yang bagus juga harus bisa bertahan pada proses pendinginan cepat secara berulang-ulang.

Lebih jauh lagi busi harus memiliki bahan elektroda yang tahan pada korosi sebagai dari pembakaran. Dikatakan bahwa busi yang bagus harus mampu bertahan terhadap tekanan eksplosif berulang hingga 5 Mpa (50kg/cm2).

Lalu hingga saat ini masih banyak konsumen yang salah kaprah dalam menggunakan busi. Beberapa diketahui bahwa mereka mengira dengan mengganti busi harian dengan versi balap, maka performa mesin akan menjadi lebih baik.

“Busi yang digunakan pada lintasan balap, didesain dan dirancang secara khusus untuk aplikasi mesin berkecepatan tinggi. Busi balap juga harus memiliki ketahanan terhadap kompresi, suhu, getaran dan pembakaran melebihi mesin biasa,” ucap Diko Oktaviano selaku Technical Support dari NGK Busi Indonesia.

Dikatakan bahwa menggunakan busi khusus balap pada mobil harian bukanlah ide bagus. Karakter busi balap yang didesain untuk menerima kondisi mesin cukup ekstrim, akan merugikan jika dipakai pada mesin harian.

Efeknya akan menyebabkan beberapa masalah pada mesin seperti deposit karbon berlebih pada ruang bakar. Lebih jauh salah kaprah penggunaan busi balap untuk penggunaan harian adalah misfiring. Kondisi ini akan semakin parah ketika konsumen kerap menemui jalanan padat atau biasa disebut macet.

“Ada cara alternatif untuk meningkatkan kinerja mesin yang cocok untuk penggunaan harian. Busi Iridium IX dari NGK menggunakan teknologi balap yang sesuai untuk semua orang. Bagian ujung elektroda pusatnya terbuat dari logam mulia Iridium, memiliki titik leleh yang tinggi dan konduktivitas listrik yang luar biasa,” jelas Diko kemudian.

Ia mengatakan bahwa busi Iridium IX memiliki diameter 0.6 mm. Busi ini mampu menciptakan percikan listrik lebih fokus daripada produk harian. Hasilnya pertumbuhan api lebih cepat membesar, sehingga mampu menghasilkan ledakan energi yang lebih tinggi. [Dew/Ari]


Komentar