Mantan Pembalap Motor M Fadli Jajal Balap Mobil Share this
Balap Lain
Mode baca

Mantan Pembalap Motor M Fadli Jajal Balap Mobil

Insan Akbar
oleh Insan Akbar
pada 08 April 2019

Foto: Mantan pebalap motor M Fadli kini menjajal balap mobil, setelah ia sukses menjadi atlet sepeda nasional dan mendapatkan medali emas di Asian Para Games 2018

JAKARTA - Muhammad Fadli Imammuddin, mantan pembalap sepedamotor nasional, semakin bangkit pascainsiden yang membuatnya harus menjalani amputasi kaki. Setelah menjadi atlet sepeda nasional dan sukses di Asian Para Games 2018, kini ia menjajal balap mobil.

Fadli pada tahun ini bergabung dalam One Make Race Honda Jazz and Brio Speed Challenge (HJBSC). Ia membawa Honda Jazz dan mewakili Tim Gaspol.

“Lumayan juga, sih, mengobati kangen di lintasan walaupun dengan roda yang berbeda,” ucapnya sambil tersenyum kecil usai seri pertama HJBSC pada Minggu (8/4/2019) di Sirkuit Sentul, Bogor.

Di samping itu, dia juga bergabung dalam dua kejuaraan balap mobil lain. Pertama adalah Japan Super Touring Car Championship (JSTC) dan yang kedua Kejuaraan Nasional 1.500 cc.

“Semua dengan Honda Jazz. Saya hanya punya satu mobil,” tandasnya.

Sekadar mengingatkan, Fadli dahulu merupakan salah satu pembalap motor nasional untuk Astra Honda Racing Team (AHRT). Namun, pada 2015, di event Asia Road Racing Championship (ARRC), dia ditabrak olrh Jakkrit Sawangswa dari belakang ketika merayakan kemenangan setelah merayakan finish di posisi pertama kelas SS600.

Pada 2018, Fadli membuat berita setelah menjadi atlet sepeda untuk Indonesia di multievent Asian Para Games. Tidak hanya berpartisipasi, Fadli juga menyumbang medali emas untuk Tanah Air.

Tantangan di Balap Mobil
HJBSC 2019 bukan ajang balap mobil pertama Fadli. Pria yang sekarang menjadi instruktur di Astra Honda Racing School ini pernah mencoba Indonesia Touring Car Championship (ITCC) pada tahun lalu dengan mengendarai BMW, juga HJBSC mengendarai Brio.

“Tantangannya, kalau di balap motor dulu saya masih bisa gunakan posisi badan untuk dapatkan cengkraman (grip). Sekarang hanya bisa gunakan perasaan, insting, dan setelan kendaraan agar grip tak terlalu over. Di motor, undergrip bisa jatuh, di mobil akan banyak kehilangan waktu. Jadi saya sekarang belajar bagaimana cara menikung optimal tanpa banyak slider. Belajar setel suspensi benar dan posisi menyetir yang baik,” tandasnya. [Xan/Ari]


Komentar