Foto: Pembalap muda dari Ambon, David Sitanala
JAKARTA - David Sitanala telah menunjukkan bakat di dunia balap roda 4 sejak balita. Bakat itu membawanya untuk mengikuti kompetisi Formula 4 di China tahun depan.
Bakat pemuda kelahiran Ambon 17 tahun itu terlihat ketika kata "car" keluar dari mulutnya untuk pertama kali saat berusia 1 tahun. Meski lahir di Ambon, David Sitanala besar dan bertumbuh di Ibu kota Indonesia, Jakarta. Hal tersebut dikarenakan kondisi di tanah kelahirannya sedang tidak kondusif.
Sejak pindah ke Jakarta dan menetap bersama dengan keluarganya, sedikit demi sedikit pemuda ini menunjukkan kecintaanya terhadap dunia otomotif.
"David sangat menyukai mobil sampai-sampai setiap majalah otomotif yang mau dikirim untuk ayahnya saja harus dilihat dulu. Waktu itu dia masih berumur 1 tahun dan belum bisa membaca, namun hanya dengan melihat gambar-gambar mobil di majalah tersebut Ia sangat girang," tutur Reita Faramay, ibunda David Sitanala.
Menginjak usia lima tahun, David mengotot untuk dapat mengendarai gokart (mobil balap kecil). Namun karena kakinya masih terlalu pendek tidak memungkinkan untuk dapat mengemudikan gokart.
Alhasil sang ayah membelikan sebuah mainan Jeep yang dilengkapi dengan aki guna memuaskan nafsu mengemudi anak laki satu-satunya. Pada usia 10 tahun, David akhirnya dapat mengendarai gokart di fasilitas speedy carting di Pancoran.
Sejak mengendarai gokart untuk pertama kalinya, bakat 'Jong Ambon' ini semakin terlihat. Manuver di lintasan gokart mendapatkan apresiasi sangat tinggi dan memutuskan untuk naik level.
Gokart Humpus menjadi pilihan dan selalu digunakan David di lintasan Sentul. Ini merupakan langkah awal David di dunia gokart internasional.
Pada 2014, David berhasil menjadi juara di kelas junior kompetisi Indonesia Rotax Max Challange dan menjadi runner-up di Asia Max Challange. David Sitanala berhasil memperoleh penghargaan The Best National Junior Max Kart Driver dan The Best International Junior Max Kart Driver dari IMI dan FIA di ajang IMI Award 2014.
Pada tahun itu juga, Ia meraih penghargaan dari Mentri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia atas partisipasinya di Kejuaraan Dunia Grand Final Rotax 2014 di Valencia, Spanyol dalam kategori Junior Max.
Selain menekuni dunia balap, David juga ahli dalam memainkan drum. Keinginan untuk belajar memainkan drum dan menggunakan fasilitas di sekolah berhasil membuatnya menjadi salah satu personil band di sekolahnya.
Kecintaanya di dunia musik juga terlihat setiap kali akan memulai kompetisi balap. Musik beraliran jazz menjadi pilihannya sebelum memacu kendaraan di lintasan dan musik beraliran reggae menjadi pilihannya ketika melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Selain balap dan musik, David mengakui sangat menyukai olahraga lari, nongkrong sehat dan berkumpul bersama teman-temannya. Beer Garden, Gultik blok M dan beberapa tempat nongkrong biasa menjadi pilihannya untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
"Meski saya seorang pembalap, saya tidak mau nongkrong di tempat-tempat yang terkesan mewah. Hanya ketika memakai helm saja saya menjadi pembalap dan ketika helm itu saya lepas, saya hanyalah pemuda biasa," tutur David Sitanala.
David mendapatkan dukungan baik itu dari keluarga besar dan teman-temannya untuk dapat menekuni karirnya di dunia balap. Tahun depan Ia akan mengikuti kompetisi Formula 4 di China untuk pertama kalinya.
"Saya sangat bangga dengan keluarga saya karena hingga saat ini telah berjuang dengan sangat maksimal meski mereka tetap mengkhawatirkan keselamatan saya. Teman-teman saya juga memberikan dukungan penuh kepada saya, saya sangat bersyukur dapat didukung oleh mereka," tambahnya.
"Sebelum memulai balap biasanya saya meminta David untuk berdoa bersama terlebih dahulu agar Tuhan melindunginya dan David dapat memberikan yang terbaik bagi semua orang," tutup Reita Faramay. [Amo/Ikh]
Komentar