Huawei Lindungi Hutan Sumatera via Ponsel Daur Ulang Share this
Gadget
Mode baca

Huawei Lindungi Hutan Sumatera via Ponsel Daur Ulang

Helmi  Reinaldi
oleh Helmi Reinaldi
pada 05 August 2019

Foto: Kolaborasi teknologi Huawei dan Rainforest Connection

JAKARTA – Huawei Indonesia mengumumkan kolaborasi dengan Rainforest Connection (RFCx), sebuah startup yang mengubah Ponsel daur-ulang menjadi perangkat pendengaran bertenaga surya untuk memantau dan melindungi daerah terpencil di kawasan hutan hujan.

Kolaborasi ini dilakukan untuk melindungi hutan hujan di Pulau Sumatera dengan mengembangkan platform inovatif sebagai alat pengumpulan data, layanan penyimpanan, dan analisis data yang akurat tentang kondisi hutan.

"Hal ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk menciptakan kelestarian lingkungan melalui teknologi yang kami sajikan," ujar Lo Khing Seng, Deputy Country Director, Huawei Device Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, Huawei menghadirkan teknologi pendukung, termasuk menggunakan smartphone yang dimasukkan ke dalam sistem untuk menangkap suara kegiatan hutan hujan serta menggunakan teknologi Huawei AI (Artificial Intelligence / Kecerdasan Buatan). Teknologi-teknologi tersebut nantinya dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh beberapa spesies terancam punah.

Kolaborasi Huawei dengan RFCx berawal dari temuan besar Topher White tentang bagaimana ia dan timnya mendaur ulang ponsel lama untuk membantu melindungi hutan hujan dari penebangan liar. Temuan tersebut kemudian diperkenalkan di acara TedTalk 2014.

Hingga saat ini, teknologi ini telah digunakan di 10 negara di 5 benua, termasuk Sumatera yang hutan hujannya telah dilindungi lebih dari 2000 km2.

Dalam kolaborasi untuk melindungi hutan hujan di kawasan Muara Labuh, Sumatera Barat, RFCx menciptakan sistem pemantauan audio bertenaga surya yang disebut Guardian. Sistem Guardian menggunakan ponsel Huawei lama sebagai inti dari sistem mereka. The Guardian, dilengkapi dengan telepon bekas Huawei, kemudian menangkap suara hutan hujan, termasuk suara gergaji mesin untuk pemburuan liar, api, atau kegiatan berbahaya lainnya.

Didukung oleh Huawei Cloud dan menara telekomunikasi, suara akan diterima secara real-time oleh polisi hutan yang bertanggung jawab di lapangan terdekat agar melaporkan kejadian tersebut ke penegak hukum setempat.

“Dengan teknologi yang didukung oleh perangkat Huawei dan AI Cloud, kami berharap tidak hanya masyarakat sekitar saja yang dapat kami berdayakan namun juga orang-orang di kota-kota lain seperti Jakarta, untuk dapat mendengar suara hutan hujan serta mendeteksi dan memberikan tanggapan segera jika sesuatu yang berbahaya terjadi," kata Topher White, Chief Executive Officer dan Pendiri RFCx.[Hlm/Idr]


Komentar