Donald Trump Jadi Presiden AS, Bagaimana Bisnis GM di Indonesia? Share this
Berita Mobil
Mode baca

Donald Trump Jadi Presiden AS, Bagaimana Bisnis GM di Indonesia?

Muhammad Ikhsan
oleh Muhammad Ikhsan
pada 10 November 2016

Foto: Bisnis GM di Indonesia setelah Donald Trump terpilih

JAKARTA - Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Kemenangan pebisnis itu memimpin negara Amerika Serikat rupanya banyak mendapat perhatian publik dunia termasuk pemain industri otomotif.

Apakah keberadaan Trump pada kursi presiden AS bisa berdampak pada situasi otomotif General Motors (GM) di Indonesia?

Dalam hal Gaurav Gupta selaku Presiden Direktur General Motors Indonesia mengatakan, tidak ada pengaruhnya pada bisnis GM di Indonesia. Situasi bisnis otomotif GM di Tanah Air tetap seperti yang telah direncanakan sejak jauh hari dan bersaingin dengan merek otomotif lain.

"Jadi tidak berkaitan apa yang terjadi di sana. Bisnis adalah bisnis, politik adalah politik. Jadi kami tidak bisa mencampurkan dua hal itu," kata Gaurav kepada media di Jakarta, Kamis (10/22/2016).

GM Indonesia seperti dikatakan Gaurav tidak khawatir dengan keberlangsungan bisnis GM di Indonesia jika dikaitkan dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

"Fokus kami ke konsumen karena kami tidak turut serta ke politik. Dalam hal ini kami mengingatkan untuk menaikkan mutu layanan sesuai apa yang diminta pasar (konsumen). Kami lebih fokus ke penjualan, purnajual dan lain-lain," tegas Gaurav. Gaurav sendiri menyampaikan selamat kepada Donald Trump yang telah dipercaya untuk memimpin rakyat AS.

Diberitakan Mobil123.com, bahwa Verband der Automobilindustrie (VDA), asosiasi industri Jerman menyatakan bahwa terpilihnya Trump dapat menghambat perdagangan dan arus barang khususnya otomotif. Hal ini cukup beralasan karena sejak masa kampanye, persaingan antar negara industri menjadi lebih keras.

Asosiasi, yang mewakili BMW, Daimler dan Volkswagen Group, menyatakan bahwa sejauh ini, kampanye pemilu telah membuktikan bahwa persaingan antara negara-negara industri itu menjadi lebih keras. [Ikh]


Komentar