Test Ride Motor Trail Listrik Viar E-Cross di Gunung Pancar Share this
Review Motor
Mode baca

Test Ride Motor Trail Listrik Viar E-Cross di Gunung Pancar

Insan Akbar
oleh Insan Akbar
pada 11 May 2018

BOGOR – Test ride motor trail listrik Viar E-Cross yang dilakukan oleh Otospirit.com di Gunung Pancar, Bogor benar-benar menimbulkan impresi melebihi ekspektasi awal, khususnya karena torsi besarnya.

E-Cross merupakan calon motor listrik kedua Viar yang rencananya diluncurkan pada akhir 2018 atau awal 2019. Belum juga dijual, Otospirit.com bersama beberapa media massa berkesempatan menjajalnya pada Rabu (9/5/2018) kemarin di trek off-road sepanjang 800 meter.

Jujur saja, melihat penampakannya yang ceking tak berisi, awalnya ada sekelumit keraguan. Namun, semua itu berubah 180 derajat ketika menjajal dua varian E-Cross, Lite dan Advance, sebanyak dua putaran untuk masing-masingnya.

Dengan dimensi panjang 1.870 mm, lebar 780 mm, dan tinggi 1.040 mm, kelebihan pertama yang dirasakan dari E-Cross adalah riding position rendah hingga kaki dapat menapak sempurna saat duduk. Ini berbeda dengan motor-motor trail bermesin pembakaran dalam yang selalu berpostur cukup tinggi.

Uniknya, E-Cross punya ground clearance sangat tinggi yaitu 270 mm atau sama dengan Honda CRF 250 Rally. Keberadaan baterai lithium-ion compact yang menggantikan mesin konvensional berukuran gambot memungkinkan hal tersebut.

Kapasitas baterai antara dua varian E-Cross sendiri berbeda, meski gelontoran dayanya sama-sama 3.000 watt. Varian Lite dibekali baterai 48 Volt 25 Ampere dengan waktu pengisian 6 jam dan jarak tempuh 100 km, sementara varian Advance dipersenjatai baterai 60 Volt 32 Ampere dengan waktu pengisian 3 jam plus jarak tempuh 100 km.

Torsi E-Cross langsung terasa begitu tuas gas ditarik sedikit saja dan melewati tanjakan tanah curam trek off-road Gunung Pancar. Padahal, Otospirit sempat agak terlambat mengambil ancang-ancang.

Adventure Manager PT. Triangle Motorindo Jack Maulana mengklaim torsi E-Cross bisa disetarakan dengan motor trail 250 cc. Kemampuan motor trail nihil emisi ini ditambah lagi dengan mode Sport agar lebih garang.

“E-Cross mampu dikendarai di kondisi medan berkemiringan 35 derajat, bahkan bisa sampai sudut kemiringan hingga 45 derajat,” tambah Area Marketing Manager PT. Triangle Motorindo Haryadi.

Dengan tidak adanya pedal kopling di tuas kiri, beban tangan pun berkurang sehingga tak cepat lelah. Kedua tangan benar-benar bisa fokus pada pengaturan tarikan tuas gas serta rem di sepanjang trek.

Kaki-kaki E-Cross patut diacungi jempol karena benar-benar empuk menyerap berbagai level guncangan yang disebabkan oleh bebatuan berbagai ukuran serta ranting pohon. Kita juga dapat dengan mudah menyetel rigiditas kaki-kaki.

Varian Lite dilengkapi suspensi depan Telescopic, sedangkan varian Advance dibubuhi suspensi depan Upside-Down. Suspensi belakang keduanya sama yakni Multi-link Centra Shock Absorber tipe Intersect TR Suspension System. Untuk ban, keduanya juga sama-sama memakai ukuran 70/100-19.1.4 di depan maupun belakang.

Beberapa catatan bagai E-Cross adalah sensasi berkendaranya yang lebih mirip ‘sepeda yang sangat cepat’ alih-alih sebuah motor. Ini karena untuk torsi sebesar itu, bobotnya amat ringan yaitu cuma 50 kg. Ukuran ban paculnya relatif kecil pula.

E-Cross yang dicicipi oleh Otospirit.com, menurut Marketing Communication PT. Triangle Motorindo Frengky Osmond, masih sebuah prototipe. Mari berharap agar versi produksi massalnya kelak sudah lebih sempurna. [Xan/Ari]


Komentar