Ground Clearance Mobil-mobil di India Diatur

PUNE - Automotive Research Association of India (ARAI) mengeluarkan peraturan baru di mana ground clearance mobil penumpang harus berdasarkan berat atau berat kosong (gross weight).

Regulasi ARAI menjelaskan, bahwa pengukuran ground clearance harus memperhitungkan bobot kendaraan dengan muatan penuh karena dalam kondisi ini suspensi mobil mendapat

tekanan.

Di India, setiap perusahaan otomotif mengharuskan menghitung mobil setelah dimuati 4-penumpang dewasa dan minimal 90 persen bahan bakar berada di tangki atau mendapat

tambahan bobot sebesar 400 kg. Aturan ini sekarang berlaku untuk semua mobil yang dijual di India keluaran pabrik. Pemilik mobil tidak bisa sembarangan menaikkan dan menurun GC kendaraan.

Dampak aturan tersebut wajar jika VW Tiguan yang dijual di India dengan GC hanya 149mm, sementara Tiguan untuk pasar Eropa memiliki ketinggian 189mm. Contohnya lain

Toyota Fortuner.

Di Australia, SUV Fortuner memiliki ground clearance 225mm dan model ini dijual di India hanya dengan ground clearance 184mm. Memang jika dibandingkan, ARAI

mengeluarkan aturan ground clearance di India tercatat lebih pendek, namun ARAI telah menerapkan aturan standar.

ARAI sendiri tetap memperhitungkan kenyamanan dan fungsional setiap model mobil penumpang di India mulai SUV, MPV dan sedan. Seperti kita ketahui semakin tinggi GC

menyebabkan pusat massa dari kendaraan menjadi semakin jauh dari permukaan tanah sehingga kemungkinan untuk terjadi rollover semakin tinggi.

Di Amerika Serikat, sejak 2013, aturan ini termasuk menentukan pajak tahunan kendaraan. Mobil akan dikenakan tambahan pajak sebesar 3 persen dengan ground clearance di

atas 170 mm.

Umumnya, ground clearance untuk menentukan karakteristrik sebuah kendaraan. Faktanya GC harus diatur agar tidak akan seenaknya menentukan posisi ground clearance.

Bayangkan jika sedang namun dengan GC ground clearance 225mm, artinya ini tak normal, bahkan menghilangkan estetika sebuah kendaraan. [Ikh/Ikh]

Sumber: rushlane