Donald Trump Marah Harley-Davidson akan Pindah Pabrik Share this
Berita Motor
Mode baca

Donald Trump Marah Harley-Davidson akan Pindah Pabrik

Ary Dwinoviansyah
oleh Ary Dwinoviansyah
pada 29 June 2018

WASHINGTON - Donald Trump memperlihatkan kemarahannya kepada Harley-Davidson yang berinisiatif membuat pabrik baru di luar Amerika Serikat.

Hal itu disebabkan Uni Eropa memberlakukan pajak impor baru bagi produk-produk buatan Amerika Serikat termasuk sepedamotor sehingga brand ikonik negeri Paman Sam berencana mengalihkan produksinya ke luar Amerika Serikat.

Dengan begitu, mereka akan terhindar menyetor tarif pajak total yang mencapai 31 persen. Dari perhitungan H-D, ide tersebut bisa menguntungkan mereka hingga $ 2.200 atau sekitar Rp 31,4 jutaan dari tiap model.

Meski dinilai langkah bisnis yang sehat, nyatanya rencana Harley-Davidson tersebut tidak didukung oleh sang presiden. Trump bahkan 'menyerang' mereka dengan serangkaian pernyataan melalui akun media sosialnya.

"Awal tahun ini Harley-Davidson mengatakan akan memindahkan banyak fasilitas produksinya dari Kansas City ke Thailand. Itu masih terlalu jauh sebelum tarif (pajak) diumumkan," ujar Trump.

Trumph juga menyatakan jika hal tersebut tetap dilakukan, Harley-Davidson yang notabene brand AS bakal dikenakan pajak lebih mahal ketika memasok produk tersebut ke negaranya.

Sikap itu seolah memperlihatkan bahwa Trump tidak paham dengan visi Harley-Davidson. Tujuan mereka memindahkan sebagian produksi itu adalah untuk menyiasati tarif pajak yang ditetapkan Uni Eropa.

Trump menegaskan bahwa Harley-Davidson tidak boleh membangun pabrik di luar Amerika Serikat. Jika tetap dilakukan, Trump menyebut itu bakal menjadi kehancuran Harley-Davidson. Untuk itu, Ia mengklaim bakal berjuang keras agar mereka tidak membayar pajak dari produk yang dijual ke negara-negara Uni Eropa.

Akan tetapi, Harley Davidson akan merugi apabila pemindahan fasilitas tersebut tidak dilakukan. Sebagai contoh, tahun lalu produsen ini menjual sebanyak 39.773 unit motor di Eropa. Artinya, mereka akan kehilangan $ 45 juta atau Rp 644 miliar jika meraup penjualan serupa. [Ary/Ari]


Komentar