Dell Sebut Pengusaha di Indonesia Banyak Belum Melek Digital Share this

Dell Sebut Pengusaha di Indonesia Banyak Belum Melek Digital

Denny Basudewa
pada 23 November 2018

Foto: Dell Rilis hasil riset terbarunya

JAKARTA – Dell Technologies Index (DT Index), merilis hasil riset yang mengatakan bahwa hanya 6 persen pelaku bisnis di Indonesia yang termasuk dalam kategori Pemimpin Digital.

Bekerjasama dengan Intel, Dell melakukan riset dalam memetakan kemajuan transformasi digital yang dilakukan perusahaan skala menegah hingga besar di Tanah Air. Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran para pemimpin bisnis akan proses peralihan ke era digital.

Dalam studinya, terungkap bahwa 57 persen pengusaha kesulitan memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah. Sementara 27 persen mereka merasa khawatir akan kalah bersaing dengan kompetitornya.

DT Index pertama kali diluncurkan pada 2016, kala itu riset dilakukan pada 16 negara saja. Namun pada 2018 cakupan negara yang diriset mencapai 42 negara termasuk Indonesia. Selain itu mereka membandingkan 4.600 bisnis dengan kategori Pemimpin Digital, Adopsi Digital, Evaluator Digital, Pengikut Digital dan Ketertinggalan Digital.

Pemimpin Digital merupakan perusahaan yang telah melakukan transformasi digital dalam berbagai bentuk. Bahkan dalam kategori ini, para pemimpin bisnis menjadikan DNA perusahaannya dari era digital. Adapun hanya 6 persen pemimpin perusahaan di Indonesia yang masuk dalam kategori ini.

Adopsi Digital dikatakan bahwa perusahaan telah memiliki rencana digital, investasi dan inovasi yang matang terhadap perubahan. Di Indonesia hanya 26 persen yang masuk ke dalam kategori satu ini.

Evaluator Digital menjadi kategori paling banyak ditemui pada pemimpin perusahaan di Indonesia. Dalam kategori ini, pemimpin perusahaan sangat berhati-hati dalam melakukan transformasi digital. Mereka juga berhati-hati dalam berinvestasi untuk masa depan.

Pengikut Digital merupakan kategori perusahaan yang masih sangat sedikit melakukan investasi di bidang digital. Mereka disebutkan masih ragu-ragu untuk memula rencana masa depan. Di Tanah Air terdapat 21 persen perusahaan yang masuk kategori tersebut.

Ketertinggalan Digital adalah perusahaan yang sama sekali tidak berniat untuk melakukan transformasi digital. Mereka dianggap tidak memiliki inisiatif bahkan investasi yang dilakukan sangat sedikit di bidang digital. Pemilik bisnis di Indonesia terdapat 6 persen yang tergolong dalam kategori ini.

“Kita sudah sering mengatakan jika saat ini kita berada di titik puncak perubahan besar. Namun situasinya kini sudah berubah karena era digital berikutnya telah tiba. Kita harus menata ulang cara hidup, bekerja dan melakukan bisnis,” ucap Paul Henaghan, Vice President, Data Center Solutions, Asia Pasific & Japan, Dell EMC, di Jakarta (22/11/2018). [Dew/Ari]


Komentar