BMW X7 Masuk Jalur Praproduksi

SPARTANBURG – BMW X7 telah mulai memasuki masa praproduksi. BMW X7 akan menyusul  jajaran model X series (X1, X3, X5 dan X6).

Berlokasi di pabrik mereka di Spartanburg, Amerika Serikat, kendaraan jenis Sport Activity Vehicle (SAV) ini sejatinya akan dipasarkan akhir 2018.

Baca juga : BMW X7 iPerformance Bertabur Kemewahan akan hadir di Frankfurt

BMW X7 akan mulai diuji di beberapa kondisi ekstrem. Selama 12 bulan ke depan, calon produk terbaru mereka disiapkan agar bisa dipasarkan di berbagai iklim benua. Adapun pengetesan mencakup area gurun di Death Valley hingga pegunungan salju di Skandinavia. Dalam prosesnya, mereka tetap akan menggunakan kamuflase guna menutup detail kendaraan.

“Kami dengan bangga menyatakan bahwa di Spartanburg, BMW X7 akan diproduksi. Karena di sini merupakan rumah bagi seluruh model X kami. Ini merupakan kendaraan yang sangat spesial dan karyawan kami sangat menantikan keluarga baru model X. Adapun BMW X7 nantinya akan dipasarkan ke seluruh dunia,” ujar Knudt Flor, Head of BMW Group Spartanburg.

Dikatakan bahwa praproduksi BMW X7 saat ini menggunakan jalur perakitan yang sama dengan X5 dan X6. Telah disiapkan tim yang terlatih secara khusus, dalam proses produksi model baru dari BMW tersebut.

Pabrik BMW di Spartanburg sendiri hingga saat ini telah memproduksi seluruh model X untuk pasar Amerika Serikat serta global. Rekor produksi model tersebut mencapai 411 ribu unit pada 2016. Pabrik Spartanburg merupakan pabrik terbesar BMW Group di seluruh dunia.

Disebutkan juga bahwa sekitar 70 persen kendaraan berlabel BMW yang diproduksi di Spartanburg diekspor ke 140 negara di dunia. BMW Group menjadi manufaktur kendaraan yang melakukan kegiatan ekspor terbesar di AS. Sementara kapasitas produksi pabrik mencapai 45 ribu kendaraan pertahun.

Pabrik BMW di Spartanburg memperkerjakan 9.000 karyawan, di mana akan bertambah 1.000 karyawan lagi pada 2021. Setiap harinya 1.400 BMW X3, X5, X6 dilahirkan di sana. Resmi beroperasi sejak 8 September 1994, pabrik ini menelan biaya pembuatan sekitar US$ 3,9 juta (atau setara Rp 52 miliar). [Dew/Ari/Idr]