Bisakah Wuling Mengikuti Selera Konsumen Indonesia? Share this
Berita Mobil
Mode baca

Bisakah Wuling Mengikuti Selera Konsumen Indonesia?

Denny Basudewa
pada 25 April 2017

Foto: Wuling akan segera hadir di Indonesia

JAKARTA – PT SGMW Motors Indonesia selaku Agen Pemegang Merek (APM) Wuling di Indonesia, dinilai pengamat otomotif di Indonesia terlalu berani.

Tahun ini, Wuling Indonesia akan memulai eksistensinya di Tanah Air. Dengan menanamkan modal sebesar Rp 9,3 triliun, manufaktur asal China tersebut menyatakan, telah mengantungi rencana besar mengarungi ketatnya persaingan produsen mobil khususnya di segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV).

Menanggapi rencana Wuling yang akan meluncurkan produk terbarunya, pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, pengamat otomotif Bebin Djuana menanggapi positif. Menurutnya langkah besar pabrikan mobil Tiongkok tersebut cukup berani.

“Langkah Wuling cukup nekat tapi bukannya tidak mungkin. Saya senang mereka masuk ke Indonesia tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bisa sukses berjualan di Indonesia khususnya,” ujar Bebin.

Berbicara di acara diskusi Forwot dengan tema “Selamat Datang Wuling di Indonesia” pekan lalu, Bebin mengutarakan bahwa masyarakat Indonesia masih sangat mementingkan sisi styling. Perkembangan teknologi menjadi daya tarik tersendiri bagi calon konsumen di Tanah Air. Hal tersebut pernah dialami Bebin yang pernah menjadi salah satu petinggi di manufaktur asal Korea Selatan.

“Sebagai contoh, mobil-mobil di Eropa saat itu mulai pakai lampu DRL atau LED. Dengan menggunakan teknologi itu, KIA bisa menjual lebih banyak mobil dengan lampu tersebut. Saya yang berada di Hyundai saat itu agak terlambat mengadopsinya. Jadi penampilan paling up-date itu penting,” jelas Bebin.

Kemudian menurutnya masyarakat Indonesia lebih mementingkan fungsi dan nilai-nilai kepraktisan. Poin ini berbeda dengan karakter pembeli mobil pada negara-negara di Eropa. Dirinya juga menjelaskan bahwa harga juga menjadi faktor penting dalam meraih calon konsumen.

Tidak hanya itu, kesiapan jaringan aftersales perlu diperhatikan jika Wuling ingin memenangkan persaingan. Program marketing yang agresif juga diperlukan agar bisa merebut hati konsumen di Tanah Air.

“Soal harga memang sangat sensitif di Indonesia. Contohnya Hyundai dulu yang mematok harga lebih mahal untuk produk yang sama dengan Toyota, kemudian penjualannya jadi mandek. Berkaca pada produk China sebelumnya, kekurangan mereka adalah tidak siapnya jaringan aftersales. Wuling sangan sampai salah langkah,” ungkap Bebin di Jakarta. [Dew/Ikh]


Komentar